Tuesday, November 26, 2019

Hari AYAH Sedunia


Hari ini 18 Nov 2019, atau tepat 6 hari dari peringatan hari Ayah / Father’s Day yang secara masal diperingati di Indonesia setiap tanggal 12 Nov. Hal ini berbeda halnya dengan sebagian besar negara-negara di dunia yang memperingati Hari Ayah atau Father's Day pada Minggu di pekan ke tiga bulan Juni. Momen hari ayah di berbagai negara sudah mulai diperingati sejak awal abad ke-12 dengan makna sebagai hari untuk menghormati Ayah. Di Amerika Serikat misalnya, budaya merayakan Hari Ayah sudah dimiliki sejak Juni 1910 di Negara Bagian Washington. Di beberapa negara Eropa dan Amerika Latin, para Ayah diberi penghargaan setiap 19 Maret (St Joseph's Day).
Bicara soal ayah atau saya sangat akrab dengan istilah Bapak, itu sangat menguras emosi, ini bukan emosi dalam artian yang sesungguhnya, tapi lebih cenderung ke sisi emosioanal yang membuat saya terlihat sangat cengeng.

Lahir di keluarga yang normal dengan ekonomi ya bisa dibilang tidak mapan-mapan amat dan juga tidak amat-amat susah. Ya normal saja. Kalau dilaihat dari sudut pandang saat ini, bisa saya bilang pas-pasan lah, tapi hebatnya, kami sekeluarga tidak ada yang merasa susah tuuuhhh. Dan pada masa kini, saya akui itulah hebatnya Bapak dan Ibu saya dengan segala kekurangan beliau yang sudah sangat lama saya pribadi memaafkan, beliau mampu membesarkan hati saya dan keluarga dengan tidak merasa minder, dan entah apapun itu yang namanya tidak PeDe.

Saya sangat fasih kalau ditanya soal ditanya soal pendapatan keluarga setiap bulannya, ya karena memang begitu keluarga kami, setiap awal bulan selalu ada sejenis rapat, hahahahha,,; bukan rapat dalam arti sesungguhnya ya, tapi lebih tepatnya bagi-bagi. Disitu jelas Ibu berapa, Bapak berapa, dan saya berapa, lo ko saya dapat, yes karena saya memang dibiasakan dapat uang saku langsung 1 bulan, saya pikir ajaran Bapak ini bagus, jadi saya bisa mengatur uang bulanan sendiri. Dalam istilah keren sekarang-sekarang inim sering kita mendengan dari pakar finacial plan dalam keluarga, maka yang pertama adalah bayarlah dirimu baru kemudian yang lain, bisa ditebak yang Bapak saya lakukan adalah dia membayar dirinya sendiri dengan menabung ke tabungan saya, agar nantinya bisa digunakan untuk biaya kuliah. This is perfect sample of hope, disitu saya sudah mulai belajar apa itu prioritas, ya dari kebiasaan Bapak saya waktu bagi-bagi itu. Mungkin cerita lengkap nya akan saya bagi ditulisan lain.

Teringat saat saya beranjak SMP, saya masuk ke salah satu SMP favorit lah ditempat saya tinggal di kecamatan kecil di cilacap barat, dengan bangga saya sebut brand dahhh ,,,,,,tararrrrarrara yesssss itu adalah SMPN 1 Sidareja. Hanya anak-anak dengan rata-rata “XX” yang bisa masuk, hehehehehe
Saya selalu dibelikan peralatan sekolah dengan kualitas nomer wahid lah, tapi itu yang ada di tempat saya yah, kalau dibandingkan apa yang ada dikota mungkin lain cerita, tapi itu lah Bapak, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan ini jadi pakem alam bawah sadar saya yang wajib saaya tiru untuk anak saya.

Sebelum bekerja pada pekerajaan saat ini, dulu Bapak mencari nafkah dengan beberapa profesi, ingat dulu Ibu pernah cerita kalau Bapak pernah bekerja di negri seberang (Malaysia), tapi saya kurang begitu bisa mengingat, soalnya saya masih kecil, kemudian setelahnya Bapak bekerja “proyean” di Jakarta, dan ini pun tidak menentu juga, sampai pada tahun 2006, Bapak mulai tetap bekerja karena saudara saya dapat manpower supply contract untuk perusahaan gas di Bekasi, ini harus saya ceritakan karena ini merupakan insfrastruktur rejeki bagi keluarga saya sampai pada akhirnya saya dan adik saya bisa kuliah dari hasil Bekerja disini. Beliau yang saya anggap sangat berjasa dan berpengaruh terhadap infrastruktur rekeki keluarga adalah Enyang No (Cahyono) saya memanggilnya yaitu pemilik Perusahaan PT. Gregah Sukses Mandiri Engineering dimana Bapak saja terhitung dari 2006 sampai dengan saat ini bernaung.Kebiasaan bertemu Bapak satu bulan sekali, itu pun tidak terlalu lama paling 3 hari, berjalan sampai saya lulus SMA.

Sampai pada titik dimana saya akan menikah pada tahun 2012, ini momen yang membuat saya sangat haru, dan payahnya baru saya rasakan beberapa waktu setelah saya menikah, singkat cerita pada saat saya akan  menikah, secara pribadi saya tidak ada uang, ya wong kuliah ajah belum lulus, walau memang saya sudah bekerja sebelumnya tapi karena ada satu dan lain hal uang yang sudah saya kumpulkan raib tinggal 400 ribu direkening, tapi ya sudahlah itu pelajaran hidup. Kembali ke urusan saya akan menikah, saya sangat tahu ekonomi keluarga saat itu yang sangat jarang punya dana mengendap dalam jumlah yang besar kecuali dana kuliah saya dan adik. Sampai pada akhirnya saya tahu uang yang digunakan untuk biaya beli ini itu dan sebagainya bersumber dari mana, hemmmm nyesek dehhh kannnnnnn.

Terimakasih Bapak, Terimakasih Ibu atas segala yang diberikan selama ini.
Janji saya yang saya catat besar-besar dan jadi goal saya dan saya tanamkan di alam bawah sadar saya, salah satu nya , saya akan jamin kehidupan orang tua saya (dua pasang ya, orang tua dan mertua) bahagia di masa tua nya. Tidak ada keraguan dalam hidup saya untuk itu.
Sampai pada titik, semoga di lekaskan untuk bisa terwujud yang selalu saya ulangi dan sering saya ceritakan ke istri saya, tuliskan pada satu lembar dream book saya.
AMIN-AMIN YRA